Napoleon dan Arah Kiblat (2024)

Sosbud

9 Maret 2012 13:46 Diperbarui: 25 Juni 2015 08:18 21109

+

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lihat foto

Napoleon Bonaparte, siapa yang tak kenal? La petit generale alias jenderal cebol yang kemudian jadi kaisar pertama Perancis yang berhasil menguasai hampir seluruh Eropa daratan (kecuali Rusia). Napoleon juga menjadi salah satu ironi terbesar Revolusi Perancis. Semula revolusi yang diawali dengan penyerbuan penjara Bastille itu semula bertujuan meruntuhkan kekuasaan absolut maharaja Louis XVI dan permaisurinya yang superboros : Marie Antoinette. Namun belakangan revolusi justru dipungkasi dengan pelantikan Napoleon Bonaparte sebagai kaisar dengan kekuasaan mutlak (absolut). Napoleon amat dikenal dengan ambisinya menguasai seluruh daratan Eropa, ambisi yang membawa Perancis pada peperangan terus menerus khususnya melawan Inggris dan kekaisaran Rusia. Setelah mampu menyapu daratan Eropa dalam sekejap, serbuannya ke Rusia berantakan akibat oleh cuaca buruk dan berjangkitnya wabah penyakit, peristiwa yang dipicu oleh letusan katastrofik Gunung Tambora 1815 di Indonesia. Sempat digulingkan dari tampuk kekaisaran dan diasingkan ke pulau Elba, belakangan Napoleon berhasil meloloskan diri dan meraih kekuasaannya kembali, sebelum kemudian pertempuran besar di Waterloo menghentikan langkahnya dan menjadikannya tawanan perang hingga akhir hayatnya. [caption id="attachment_175584" align="alignleft" width="412" caption="Champ Elysees di waktu malam dengan monumen Arc de Triomphe menjulang di latar belakang."][/caption] Salah satu monumen peninggalan Napoleon adalah Champ Elysees, jalan raya sepanjang +/- 2 km yang menjadi poros utama kota Paris. Di sinilah bangunan-bangunan bersejarah kota Paris berdiri, seperti Place de la Concorde, monumen Obelisk Luxor, patung Napoleon dan monumen Arc de Triomphe yang menjadi simbol kemenangan Napoleon. Sehingga Champ Elysees dikenal juga sebagai poros historis Paris. Amat mengesankan, jalan lurus yang menjadi poros utama kota Paris ini ternyata tidak membentang dalam arah mataangin utama (utara-selatan atau barat-timur) yang umumnya menjadi patokan arah poros tradisional, meskipun kota Paris dinyatakan sebagai kota tempat melintasnya Garis Bujur Utama atau Meridian Utama atau Garis Mawar (sebelum keputusan konferensi meridian 1884 yang menetapkan garis itu melintasi Greenwich di dekat London, Inggris). Champ Elysees ternyata membentang ke arah tenggara. Jika dicek dengan Google Earth, poros utama Paris ini membentang menuju azimuth 115 (catatan : dalam sistem azimuth, maka utara = 0, timur = 90, selatan = 180 dan barat = 270). Tak ada penjelasan mengapa Champ Elysees mengarah ke azimuth ini. [caption id="attachment_175586" align="alignright" width="511" caption="Kelurusan Champ Elysees diperbandingkan dengan arah kiblat kota Paris. Koordinat yang diperlihatkan adalah titik dekat monumen Arc de Triomphe."]

Napoleon dan Arah Kiblat (6)

1331300389866709260

[/caption] Barulah setelah dicek dengan Qibla Locator (http://www.rukyatulhilal.org/qiblalocator), misteri arah Champ Elysees sedikit terkuak. Champ Elysees ternyata hampir sejajar dengan arah kiblat untuk kota Paris dan hanya berselisih 5 derajat. Arah kiblat Paris berada pada azimuth 119 dengan jarak pisah ke Ka'bah sejauh 4.500 km. Kesesuaian ini cukup mengagumkan, mengingat cukup banyak masjid kuno di seantero Eropa yang arahnya tidak berimpit dengan arah kiblat. Problem ini pun juga muncul di Indonesia, dimana antara 3 hingga 4 dari 5 masjid di Indonesia tidak sesuai dengan arah kiblat setempat. Mengapa Champ Elysees mengarah ke kiblat? Konon, ini merupakan bagian dari Napoleon Bonaparte terhadap peradaban Islam. Sejak Napoleon masih jadi perwira Perancis di Mesir, ia amat terkesan dengan Islam dan seluk-beluknya meski secara tradisional Perancis adalah musuh bebuyutan seluruh imperium Islam sejak era Perang Salib. Pengangkatannya menjadi kaisar Perancis memungkinkannya mengimplementasikan kekagumannya dalam berbagai aspek, mulai dari penyusunan Code Napoleon hingga tata kota Paris, termasuk pembangunan Champ Elysees. Bagaimana sebenarnya konsep arah kiblat? Dan bagaimana pula tata cara pengukurannya yang baku? Silahkan disimak lebih lanjut dalam buku setebal 303 + xv halaman yang berjudul "Sang Nabi Pun Berputar : Arah Kiblat dan Tata Cara Pengukurannya" terbitan Tinta Medina (Tiga Serangkai Group) Surakarta.

Napoleon dan Arah Kiblat (7)

13313006061591197527

Mohon tunggu...


Lihat Sosbud Selengkapnya

Beri Komentar

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

` } }) document.querySelector('.video-box-thumb').innerHTML = html_video_rec_thumb; } } } let description = document.querySelector('meta[name="description"]').content let keywords = document.querySelector('meta[name="content_tags"]').content let title = document.getElementsByTagName("title")[0].textContent; let data = { "title": title, "description": description, "keywords": keywords, "page_id": "550e5784a33311ab2dba8153", "current_url": "https://www.kompasiana.com/marufinsudibyo/550e5784a33311ab2dba8153/napoleon-dan-arah-kiblat", } let data_kgnow_token = { "url": "https://apis.kompas.com/api/widget/video", "Authorization": "Bearer eyJpdiI6ImhyUXB1T0dKZnJabExYbzk5SlNTMkE9PSIsInZhbHVlIjoieUZ1NlVvVDUxOHRNQ2Z2bTE2ejBoZz09IiwibWFjIjoiYWZiYzQzNTk1NTFmODMxY2IyZTBmY2E4ODYyNWQ0YjU5N2VkOTgzNmVlNjU5ZmQ4MmI1YWJmZjU2Nzg4NGVhOSJ9", } rvJixie.open("POST", "https://apis.kompas.com/api/widget/video", true); rvJixie.setRequestHeader('Authorization', data_kgnow_token.Authorization); rvJixie.setRequestHeader('Content-Type', 'application/json'); rvJixie.send(JSON.stringify(data)); } getVideo(); function dateFormatJixie(value) { const monthText = ['Januari', 'Februari', 'Maret', 'April', 'Mei', 'Juni', 'Juli', 'Agustus', 'September', 'Oktober', 'November', 'Desember']; if (value) { const dateJixie = new Date(value); return dateJixie.getDate() + ' ' + monthText[dateJixie.getMonth()] + ' ' + dateJixie.getFullYear(); } else { return ""; } } function timeFormatJixie(value) { if (value) { const timeJixie = value.split(':'); if (timeJixie[0] == '00') { return timeJixie[1] + ':' + timeJixie[2]; } else { return value; } } else { return ""; } } function timeSince (value) { console.log("sini",value) if (typeof value !== 'object') { date = new Date(value); } var seconds = Math.floor((new Date() - date) / 1000); var intervalType; var interval = Math.floor(seconds / 31536000); if (interval >= 1) { intervalType = 'tahun yang lalu'; } else { interval = Math.floor(seconds / 2592000); if (interval >= 1) { intervalType = 'bulan yang lalu'; } else { interval = Math.floor(seconds / 86400); if (interval >= 1) { intervalType = 'hari yang lalu'; } else { interval = Math.floor(seconds / 3600); if (interval >= 1) { intervalType = "jam yang lalu"; } else { interval = Math.floor(seconds / 60); if (interval >= 1) { intervalType = "menit yang lalu"; } else { interval = seconds; intervalType = "detik yang lalu"; } } } } } return interval + ' ' + intervalType; }

Napoleon dan Arah Kiblat (2024)
Top Articles
Latest Posts
Article information

Author: Pres. Lawanda Wiegand

Last Updated:

Views: 5287

Rating: 4 / 5 (71 voted)

Reviews: 94% of readers found this page helpful

Author information

Name: Pres. Lawanda Wiegand

Birthday: 1993-01-10

Address: Suite 391 6963 Ullrich Shore, Bellefort, WI 01350-7893

Phone: +6806610432415

Job: Dynamic Manufacturing Assistant

Hobby: amateur radio, Taekwondo, Wood carving, Parkour, Skateboarding, Running, Rafting

Introduction: My name is Pres. Lawanda Wiegand, I am a inquisitive, helpful, glamorous, cheerful, open, clever, innocent person who loves writing and wants to share my knowledge and understanding with you.